Kesimpulan dan Komentar dari inovasi bentuk figur kayon wayang kulit Purwa gaya Surakarta

Inovasi bentuk figur kayon dalam Wayang Kulit Purwo Jaya Surakarta di Program Studi Seni Program Doktor di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta mengungkapkan bahwa seni Wayang Kulit tidak hanya memiliki nilai adiluhung pada pertunjukan dan sastra, tetapi juga pada bentuknya dan mengutamakan pada figur kayon yang memiliki nilai adiluhung dalam perkembangannya. Terdapat tiga rumusan masalah, yaitu bagaimana inovasi bentuk figur kayon dalam Wayang Kulit Purwo Jaya Surakarta, mengapa terjadi inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit Surakarta, dan bagaimana nilai filosofis bentuk figur kayon Wayang Kulit Purwokerto. Dugaan pertama adalah inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon dari aspek bidang dan desainnya. Kemudian, inovasi bentuk kayon terjadi karena proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya. Yang ketiga, nilai filosofi figur kayon berada pada simbolisasi unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap fitur meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi metode penelitian menggunakan fenomenologi dengan lokus penelitian material khususnya adalah figur kayon gaya Surakarta yang didukung dengan data oral atau wawancara dari informan penelitian

Inovasi bentuk figur kayon melibatkan ragam bentuk dari 5 aspek, yaitu ukuran, bidang, raut, struktur bidang, dan variasi bentuk baru. Ukuran figur kayon memiliki tinggi sekitar 75-99 cm dan lebar 8-59 cm. Aspek bidang terdiri dari raut, dimana terdapat tiga bentuk yaitu uang, bedahan, dan struktur bidang terdiri dari tiga tataran yaitu pucukan, cembung dan kecembungan, serta pelemahan. Munculnya variasi bentuk baru adalah tonjolan kecil atau umpan dan ragam isian terdiri dari 97 jenis yang terdiri dari 20 jenis tumbuhan, 43 jenis hewan, 6 jenis makhluk mitologis, 11 jenis benda alam, 13 jenis benda buatan, 4 jenis simbol, dan 14 jenis ragam patahan dari 25 figur kayon yang dikumpulkan.

setelah itu presenter membahas tentang dua hal terkait ragam sunggingan. Hal pertama adalah tentang teknik kunjungan dan hal kedua adalah tentang ragam sungai. Ragam sungai yang dibahas terdiri dari dua jenis, yaitu Sunggingan api dan Sunggingan Air. Selain itu, juga dibahas kaidah bentuk figure client dari ragam bentuk figur kayon yang terdiri dari empat hal. Eksperimen yang dilakukan menggunakan dua perbandingan, yaitu 11:6 dan 13:7, dan dipilih perbandingan 13:7 untuk membentuk bidang ideal kayon. Seluruh bidang kayon memiliki tiga struktur, yaitu pucukan, genukan, dan palemahan. Komposisi isian kayu pada pojokan selalu terdiri dari pohon Hayat, hewan terbang, hewan bergelantungan, hewan merangkak, dan makhluk mitologis. Selain itu, juga dibahas perbedaan antara kayu gelombang dan kain gapura dalam menunjukkan objek alam atau bangunan pada bentangan alam. Komentar saya terhadap presentasi ini adalah presentasi ini memberikan wawasan yang menarik tentang inovasi bentuk figur kayon dalam seni wayang kulit Purwo Jaya Surakarta. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai filosofis dari seni wayang kulit dan bagaimana inovasi dapat terjadi dalam seni tradisional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos dan Pengalaman Estetis dari video Coldplay - The Scientist

Abstrak Penelitian Lukisan "Starry Night"